Sabtu, 22 Februari 2014

[RESENSI] THE NIGHT CIRCUS by ERIN MORGENSTERN


"THE NIGHT CIRCUS"
Karya Erin Morgenstern
Copyright: © 2011 by Night Circus, LLC
Penerjemah: Berliani Mantili Nugrahani
Desain sampul: Windu Tampan
Penerbit: Mizan Fantasi [Mizan]
Cetakan 1, Januari 2013
ISBN: 978-979-433-754-7
612 hlm


S I N O P S I S

Sirkus itu muncul dengan tiba-tiba, tanpa pemberitahuan
Bersiaplah memasuki Le Cirque des Reves. Jangan terlalu terkejut karena sirkus ini bukanlah sirkus biasa. Di sini kau bisa menemukan Labirin Awan, khayalan-khayalan yang menjadi kenyataan, sari apel terlezat di dunia, Pohon Permohonan, dan wanita cantik dengan gaun penuh untaian surat cinta.

Dalam Le Cirque des Reves pula, Prospero sang Pesulap menjadikan Celia, putrinya sendiri, sebagai ajang taruhan. Prospero mengharuskan Celia untuk bertarung dengan Marco Alisdair, yang merupakan murid dari musuh bebuyutan sang Pesulap. Selama bertahun-tahun, Celia dan Marco berusaha saling menjatuhkan lewat berbagai wahana dan atraksi mendebarkan: panggung ilusi, raven, selubung sihir, api unggun seputih salju, dan binatang-binatang dari kertas.

Namun, kompetisi itu terhambat saat mereka perlahan-lahan saling jatuh cinta. Dan keduanya semakin kewalahan saat sesuatu yang jahat mulai mencelakai, bahkan membunuh orang-orang di sirkus, satu demi satu.... 


"The Night Circus membuatku bahagia. Menyenangkan dan penuh imajinasi...."
-Audrey Niffenegger, pengarang The Time Travele's Wife


NB: JANGAN DIBACA, MENGANDUNG SPOILER!!
R E S E N S I

Ini kisah tentang musuh yang saling jatuh cinta. Tentang obsesi pembuktian diri yang berubah menjadi kesombongan. Tentang rasa cinta pada keluarga dan pengorbanan. 

Sirkus itu tiba-tiba muncul. Tanpa pengumuman sebelumnya. Semua bernuansa hitam dan putih, mulai dari tenda, pagar besi, hingga tanah yang terlihat. Sebuah jam menakjubkan duduk tepat di balik pagar. Juga sebuah tanda hitam bertulis putih yang tergantung di gerbang, berbunyi:
Buka Setiap Senja
Tutup Setiap Fajar

Sirkus itu tentu saja bukan sirkus biasa. Sirkus dengan jam buka yang tidak lazim, pada malam hari, menyuguhkan pertunjukan yang luar biasa. Manusia plastik yang bisa menekuk badannya ke kedua sisi, illusionis dengan panggung melingkar, pertunjukan akrobat berbahaya tanpa pelindung, hingga tenda taman es yang tak pernah bisa mencair. Dan sirkus itu bisa datang dan pergi tanpa pemberitahuan. Sirkus itu bernama Le Cirque des Reves, Sirkus Mimpi.

Hector Bowen atau yang lebih dikenal sebagai Prospero sang Pesulap mendapat kiriman surat. Namun kali ini berbeda. Surat itu datang bersama seorang gadis berusia lima tahun, yang ternyata putrinya sendiri. Celia. Mereka mempunyai kesamaan, selain sepasang mata cemerlang, yaitu mampu memanipulasi melalui pikiran.

Prospero sang Pesulap mengundang sahabat lamanya, Alexander atau Mr. A. H. yang serba abu-abu. Mereka membuat sebuah kesepakatan, atau lebih tepatnya taruhan dengan Celia sebagai pemain dari pihak Hector. Dan beberapa bulan kemudian Mr. A. H. memilih Marco Alistair sebagai pemainnya. Dengan cincin yang tertanam di jari masing-masing pemain sebagai pengikatnya. Tanpa batas waktu.

Sepuluh tahun berlalu, masing-masing pemain telah menjalani segala macam latihan. Dan hari pertaruhan segera tiba. Permainan itu menggunakan perantara seorang produser teater bernama Chandresh Christophe Lefevre. Dan pertunjukannya tentu saja buka pertunjukan biasa. Pertunjukan itu adalah Le Cirque des Reves.

Celia dan Marco-lah yang mengendalikan sirkus. Sirkus menjadi ajang pembuktian siapa yang lebih hebat. Mereka terus menghidupkan sirkus dan melindungi semua yang tinggal di dalam pagar sirkus. Namun mereka melewatkan satu hal. Para kontributor yang tinggal di luar pagar sirkus luput dari perlindungan mereka. Hingga salah seorang terenggut nyawanya yang menyadarkan mereka bahwa permainan itu tidak hanya tentang mereka berdua, tapi juga melibatkan semua yang berhubungan dengan sirkus.

Ketika mereka akhirnya saling mengetahui identitas diri, rasa saling mengagumi muncul hingga akhirnya mereka saling mencintai. Tapi bagaimanapun mereka adalah lawan, mereka tak bisa bersatu. Permainan itu tanpa batas waktu dan akan berakhir hingga salah satu dari mereka kalah, lebih tepatnya tewas. Dan tentu saja, sirkus tak akan bisa berjalan tanpa salah satu dari mereka.

Apa yang harus mereka perbuat untuk menyelamatkan tidak hanya salah satu dari mereka melainkan seluruh yang terikat pada sirkus? Le Cirque des Reves terus memukau para pengunjung hingga kekuatan sihir yang melindunginya runtuh akibat mereka menolak takdir yang menjadikan mereka lawan abadi....
Mereka sudah hampir tiba di New York ketika Elizabeth menempati kursi kosong di depan Bailey. Bailey menandai artikel yang sedang dibacanya, yang membandingkan permainan cahaya dan bayangan di tenda tertentu dengan wayang Indonesia, sebelum meletakkan buku.
Seperti judulnya, The Night Circus -Sirkus Malam, kesan dark-nya mendominasi. Rasa sedih, putus asa, kecewa, patah hati. Walaupun ada rasa cinta, namun dikisahkan dalam bentuk berbeda.

Sosok antagonis atau tokoh jahat sebenarnya tidak ada. Namun keadaan yang menjadikan konflik di antara para tokoh. Perpindahan sudut pandang dari satu tokoh ke tokoh lain membuat kisah semakin menarik. 


C O V E R - L A I N

 




RATTING 4 of 5

<< ERIN MORGENSTERN >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogger templates

Comments

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *