Minggu, 26 Oktober 2014

[RESENSI] THE CUCKOO'S CALLING by ROBERT GALBRAITH


"DEKUT BURUNG KUKUK"
(Cormoran Strike Series #1)
Copyright © 2013 Robert Galbraith Limited
Cover images:
Figure © Ilona Wellmann/ Arcangel Images
Railing © Yolande de Kort/ Trevillion Images
Street scene & design by LBBG - Sian Wilson
All rights reserved.
Alih bahasa: Siska Yuanita
Desain sampul: Marcel A. W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama: Desember 2013
ISBN: 978-602-03-0062-7
520 hlm


S I N O P S I S

Ketika seorang supermodel jatuh dari ketinggian balkon di London yang bersalju, polisi menetapkan bahwa ini kasus bunuh diri. Namun, kakak korban meragukan keputusan itu, dan menghubungi sang detektif partikelir, Cormoran Strike, untuk menyelidikinya.

Strike seorang veteran perang yang memiliki luka fisik dan luka batin. Hidupnya sedang kisruh. Kasus ini memberinya kelonggaran dalam hal keuangan, tapi menuntut imbalan pribadi yang mahal: semakin jauh dia terbenam dalam kasus ini, semakin kelam kenyataan yang ditemuinya--dan semakin besar bahaya yang mengancam nyawanya.

Kisah misteri yang mencekam dan anggun, mengelana di antara atmosfer London yang pekat--dari jalanan Mayfair yang mewah dan sunyi, ke bar-bar suram di East End, hingga ke keriuhan Soho. The Cuckoo's Calling adalah kisah misteri yang menawan.

Memperkenalkan Cormoran Strike, inilah novel kriminal pertama J. K. Rowling, menggunakan nama alias Robert Galbraith.

Sesekali, muncul seorang detektif partikelir yang langsung merenggut imajinasi pembaca... [Galbraith] memiliki sentuhan ajaib dalam menggambarkan London dan memperkenalkan jagoan barunya.
Daily Mail


NB: JANGAN DIBACA, MENGANDUNG SPOILER!!
R E S E N S I

London dihebohkan dengan berita seorang supermodel--Lula Landry--yang ditemukan tewas secara tragis, jatuh dari balkon flat mewahnya di lantai tiga. Polisi menetapkan ini kasus bunuh diri. Seluruh saluran televisi dipenuhi dengan berita kasus ini beserta spekulasi-spekulasi alasan tindakan tersebut. Semua orang yakin korban bunuh diri, kecuali satu orang, Josh Bristow, kakak korban. Lalu Bristow menghubungi seorang detektif partikelir bernama Cormoran Strike.

Strike seorang veteran perang yang keadaannya tidak cukup baik. Memiliki luka fisik akibat ledakan di Afganistan, serta luka batin yang mengenaskan. Ditambah lagi dengan kondisi keuangan yang kritis. Bristow memberikan angin segar atas keadaan finansialnya. Lalu ada pula Robin, sekertaris temporer yang awalnya tak mampu Strike bayar, namun setelah ada kesepakatan ternyata sangat membantunya dalam memecahkan kasus ini. Beberapa kecurigaan yang Bristow temukan telah Strike pelajari. Yang paling menarik adalah rekaman dua orang pelari yang tertangkap kamera CCTV. Siapa mereka? 

Penyelidikan dimulai dari lokasi di mana kejadian tragis itu terjadi, lalu ke orang-orang yang ada di sekitarnya. Kesaksian Tansy Bestigui, tetangga korban, yang mengatakan ia mendengar pertengkaran korban dengan seorang laki-laki. Namun, kesaksian itu mengandung kebohongan besar. Lalu kesaksian Derrick Wilson dan Kieran Kolovas-Jones, si penjaga flat dan sopir yang biasanya mengantar korban, membawa Strike pada pribadi korban yang tak banyak diketahui media serta sesuatu yang korban tulis pada selembar kertas biru dan seorang teman korban, Rochelle. Tak ada yang mengetahuinya kertas biru itu. Bahkan sahabat-sahabatnya, Guy Some, Ciara Porter, Bryony Radford, tidak pula sang kekasih, Evan Duffield, mengetahuinya. Apa yang ditulis korban?

Ketika Strike dan Bristow punya janji untuk bertemu di sebuah cafe dekat kantor Bristow untuk meminjam laptop korban, justru Tony Landry, sang paman, datang lebih dulu menemui Strike. Ia marah dan ingin Strike menghentikan penyelidikannya. Tapi kenapa? 

Benarkah ini kasus bunuh diri? Mengapa Tony Landry begitu membenci korban? Siapakah orangtua kandung korban? Apa isi kertas biru yang korban tulis? Dan siapakah dua orang pelari yang tertangkap dalam CCTV? Adakah hubungannya dengan kasus itu?


KESAN :
J. K. Rowling kembali hadir dengan nama samaran Robert Galbraith. Kali ini bukan karya fantasi, melainkan kriminal. Rowling memilih menggunakan nama pena agar orang menyukai hasil karyanya, bukan karena siapa pengarangnya.

Seperti biasa, pengarang selalu menggambarkan setting lokasi dengan mendetail. Membuat pembaca mengenal lokasi yang bahkan pembaca sendiri tidak pernah tahu wajah London seperti apa. Selalu, tokoh utama bukanlah seorang yang sempurna. Seperti Harry Potter, pengarang menciptakan Cormoran Strike juga sebagai seorang yang penuh dengan masalah di hidupnya. Tidak seperti dalam kisah si penyihir, dalam kisah ini tokoh yang terlibat tidak terlalu banyak. Hanya tokoh-tokoh yang memang punya andil besar dalam kasus yang sedang diselidiki. Keseluruhan, kisah sangat menarik. Namun saya baru benar-benar menikmati dalam sepertiga akhir kisahnya, dua pertiga kisah awal terlalu bertele-tele walaupun tidak membosankan. 

Secara garis besar, tidak ada masalah dengan terjemahannya. Hanya satu istilah yang saya rasa kurang enak didengar. Sebutan si tokoh utama atas rambutnya yang berantakan, "Rambut J****t". Dalam bahasa daerah saya, itu sebutan untuk rambut kemaluan dan untungnya tidak banyak disinggung. Dan satu lagi, ukuran font-nya cukup membuat mata sakit.


C O V E R - L A I N




RATTING 3 of 5

<< ROBERT GALBRAITH >>
THE SILKWORM >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogger templates

Comments

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *