Kamis, 10 April 2014

[RESENSI] THE MAGICIAN by MICHAEL SCOTT


"THE MAGICIAN"
(The Secrets of the Immortal Nicholas Flamel Series #2)
 Copyright © 2008 by Michael Scott
Cover illustration © 2008 by Michael Wagner
Penerjemah: Novia Stephani
Penerbit: Matahati
Cetakan pertama: Maret 2009
ISBN: 979-114-136-9
580 hlm


S I N O P S I S

Nicholas Flamel, sang Alchemyst, manusia abadi, kembali ke tanah kelahirannya: Paris, Prancis. Bersama Scathach dan si kembar, Sophie dan Josh Newman, kedatangan mereka disambut sang pakar kebohongan, manipulator handal, seorang lelaki Italia ambisius, Niccolo Machiavelli. Konon, ia jauh lebih berbahaya dari Dee.

Sementara itu, Perenelle Flamel ditawan di Alcatraz, dalam penjagaan ketat sphinx. Tapi jika Perenelle menyangka hanya sendirian di pulau kosong itu, ia salah. Alcatraz adalah pulau para hantu.

Di dua tempat terpisah, Paris dan Alcatraz, mereka harus berjuang mempertahankan dunia dari cengkeraman para Tetua Gelap. Berhasilkah mereka melawan makhluk-makhluk yang hanya muncul dalam mimpi buruk, sementara Flamel menua dengan cepat...


NB: JANGAN DIBACA, MENGANDUNG SPOILER!!
R E S E N S I

Ini kisah lanjutan dari petualangan sepasang manusia abadi dalam menyelamatkan bumi dari kehancuran. Kehancuran yang telah dimulai para penghuninya sendiri.

Seperti pendahulunya, buku ini juga menceritakan petualangan pasangan Flamel dan si kembar selama dua hari. Namun kali ini, berlatar belakang di kota indah nan eksotis, Paris, Prancis. 

Dr. John Dee
Nicholas Flamel bersama Scathach, dan si kembar, Josh dan Sophie Newman berhasil kabur lagi dari kejaran Dr. John Dee. Melalui gerbang ley yang berada di toko barang antik milik Penyihir Endor membawa mereka ke Paris, tepatnya di gudang kecil Gereja Secre-Coeur di Montmartre. Di sana mereka disambut Tulpa -makhluk dari lilin ciptaan Niccolo Machiavelli.
"Aku percaya ada sisi baik dalam diri setiap orang," Flamel berbisik, "bahkan dirimu." (Hlm. 44)
Machiavelli yang kala itu menjabat sebagai DGSE, Direction Generale de la Securite Exterieure -sejenis Badan Intelijen Prancis, mengerahkan anak buah humani-nya untuk menangkap rombongan kecil itu yang berhasil kabur dari Gereja. Dan terpaksa membuat mereka berpencar, Scatty bersama Sophie dan Josh bersama Nicholas. Dan di bawah menara Eiffel, mereka mendapatkan bantuan. Le Comte de Saint-Germain.

Saint-Germain merupakan murid favorit Nicholas dan ia Penguasa Api. Ia membuat sebuah pertunjukan besar pada menara Eiffel untuk mengalihkan perhatian petugas RAID. Entah apa rencana Nicholas, ia memutuskan meninggalkan rombongan. Germain membawa Scatty dan si kembar ke salah satu rumahnya. Di sana mereka bertemu Joan of Arc, pemilik aura perak selain Sophie.

Di seberang lautan, Perenelle yang di tahan di Alcatraz dengan penjagaan sphinx mendapat bantuan dari hantu penjaga Alcatraz, Juan Manuel de Ayala. Hantu itu membuat keributan sehingga menjauhkan sphinx dari Perenelle. Perenelle berhasil keluar dari selnya. Namun tak hanya itu, Perenelle menemukan berbagai macam makhluk mengerikan di sel-sel sepanjang lorong. Hanya satu kesamaan dari semua makhluk itu. Monster.

Sophie mendapat pelatihan untuk mengendalikan unsur api dari Saint-Germain. Sedangkan Josh mendapat hadiah lagi -sebelumnya Josh dipercaya Nicholas untuk menjaga dua lembar terakhir Codex- dari Nicholas. Pedang batu bernama Clarent, Pedang Api. Kembaran dari Excalibur, Pedang Es yang dimiliki Dee. Scatty dan Joan membantu Josh untuk menggunakan Clarent tanpa sedikitpun mau menyentuhnya. Dan tanpa mereka sadari, Dee dan Machiavelli menyiapkan kejutan untuk menangkap mereka. Disir.
"Api menjadi motor setiap peradaban besar, mulai dari zaman kuno hingga hari ini. Tanpa panas matahari, planet ini tak lebih dari batu dan es." (Hlm. 298)
Ketiga Disir itu mendatangi rumah Saint-Germain ketika fajar merekah. Mereka melepaskan monster mengerikan, Nidhogg, Pelahap Bangkai. Hal itu benar-benar menjadi kejutan, karena hampir semua penghuni rumah sedang beristirahat.

Mampukah mereka menghadapi ketiga Disir dan Nidhogg yang terakhir kali pernah menghancurkan kota yang kini bernama New Mexico dan memangsa sekelompok Disir dan sepuluh ribu humani? Berhasilkah mereka sekali lagi kabur dari kejaran Dee dan Michiavelli?
"Ada pepatah: 'keuntungan datang kepada mereka yang sabar.'" (Hlm. 488)
Seri kedua ini lebih menegangkan. Semakin banyak tokoh-tokoh legenda dan makhluk-makhluk mitos yang digunakan. Petarungan pun semakin sengit. Tokoh-tokoh baru muncul, semakin memperkaya karakteristik dan sudut pandang berbeda dari setiap lembar kisah yang terurai. Banyak bangunan bersejarah yang digunakan hancur tanpa sisa. Dan untungnya ini semua hanya kisah dalam buku, tidak terjadi dalam kehidupan nyata.

Di sini ada beberapa bagian yang menurutku terlalu lebay. Tokoh-tokoh jahat beserta monster mereka selalu digambarkan dengan sosok yang luar biasa kuat dan hebat. Namun dengan mudah dapat dikalahkan bahkan dengan cara yang sederhana. Serta sebutan untuk Dee yang berubah-ubah -terkadang magician, necromancer, alchemyst- membuat bingung. Memang Dee digambarkan sosok yang luar biasa dengan berbagai bidang yang dikuasai. Namun alangkah lebih baik kalau hanya satu saja sebutan yang digunakan.

Yang pasti dari buku ini, wajib diikuti kelanjutannya!


C O V E R -  L A I N




RATTING 3 of 5

<< MICHAEL SCOTT >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogger templates

Comments

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *