Rabu, 16 April 2014

[RESENSI] THE SORCERESS by MICHAEL SCOTT


"THE SORCERESS"
(The Secrets of the Immortal Nicholas Flamel Series #3)
Copyright © 2009 by Michael Scott
Cover illustration © 2009 by Michael Wagner
Penerjemah: Mohammad Baihaqqi
Penerbit: Matahati
Cetakan pertama: Maret 2010
ISBN: 978-602-859-010-5
620 hlm


S I N O P S I S
   
Sophie dan Josh Newman tiba di London, bersama Nicholas Flamel, untuk mencari seseorang yang dapat mengembangkan kemampuan sihir mereka. Namun, London adalah kota kekuasaan Dr. John Dee. Tak ayal kedatangan mereka segera disambut oleh sergapan makhluk-makhluk suruhan Dee.

 Sementara itu, Perenelle Flamel masih terperangkap di Alcatraz. Bersama si Laba-laba Tua, dia mencari cara untuk bisa keluar dari pulau itu, tempat Dee menidurkan sekian banyak monster dan makhluk aneh di dalam sel-sel penjara.

Para Tetua Gelap memberi Dee kesempatan terakhir untuk menangkap Flamel dan si Kembar serta merebut dua lembar terakhir Codex, sementara Machiavelli ditugaskan untuk menangani sang Sorceress di Alcatraz.

Si Kembar dengan kekuatan yang semakin berkembang harus mengawal lembaran terakhir Codex itu demi kelangsungan hidup manusia. Bersama sang Alchemyst yang semakin menua, mereka harus menghadapi serangan Dee yang didukung penuh oleh para Tetua Gelap. 


NB: JANGAN DIBACA, MENGANDUNG SPOILER!!

R E S E N S I 

Lagi-lagi ini kisah tentang petualangan sepasang manusia abadi dalam menyelamatkan bumi dari kehancuran. Kehancuran yang sudah ada di depan mata.

Buku seri ketiga ini mempunyai ketebalan yang mengkhawatirkan, enam ratus dua puluh halaman. Seperti dua seri sebelumnya, buku ini selalu menceritakan kisah petualangan selama dua hari di sebuah lokasi berbeda. Setelah San Fransisco dan Paris, kini berpindah ke kota yang luar biasa. London, Inggris.

Perenelle Flamel
Josh dan Sophie Newman sampai di London bersama Nicholas Flamel setelah hampir menghancurkan bangunan Notre Dame. Dan di stasiun mereka langsung disambut oleh Genii Cucullati, Pemakan Jasad.
"Garis antara kepercayaan diri dan kesombongan itu sangat tipis, Josh," kata Flamel. "Dan garis antara kesombongan serta kebodohan bahkan lebih tipis lagi, Sophie," tambahnya tanpa menatap gadis itu. (Hlm. 30)
Di tempat lain, Dee dan Machiavelli sedang menghadiri rapat dengan majikannya, para Tetua Gelap. Walaupun majikan mereka sangat kecewa dengan semua kegagalan yang terjadi, namun Dee dan Machiavelli mendapatkan kesempatan kedua dan mungkin kesempatan terakhir mereka. Dee harus bisa menangkap hidup-hidup si kembar dan membunuh Nicholas yang saat ini berada di kota kekuasaannya, London. Sedangkan Machiavelli harus ke Alcatraz untuk membereskan sang Sorceress, Perenelle Flamel.

Makhluk mengerikan yang menyamar dengan wujud menyerupai manusia berjumlah tiga orang dengan jaket bertudung warna hijau terus mengikuti Nicholas dan si kembar. Namun akhirnya Nicholas berhasil membuat ketiga Genii Cucullati itu pingsan dalam waktu sangat lama dengan sebuah gelang, gelang pelangi pemberian Tetua Iris.

Lalu mereka mendapat telepon dari Saint-Germain, akan ada yang menolong mereka. Yang perlu mereka lakukan hanya menunggu bantuan itu datang di luar Gereja St. Marylebone. Dan bantuan itu datang bersama sebuah taksi London berwarna hitam. Palamedes, Ksatria Saracen.

Di sisi lain benua, Perenelle tahu Morrigan datang dengan pasukan burungnya untuk menghabisi nyawanya. Namun keberuntungan masih berpihak padanya. Di bawah Alcatraz terdapat makhluk kuno yang ditawan oleh Dee. Makhluk itu adalah Areop-Enap, si Laba-Laba Tua. Dan ia sekutu yang kuat untuk Perenelle.

Mereka berhasil mengalahkan dan mengurung Morrigan. Namun ancaman tak berhenti di sana. Sebuah badai lalat beracun hampir saja mengalahkan mereka. Membuat Areop-Enap terluka parah dan sebagian besar pasukan laba-labanya tewas. Semua itu ulah suruhan Machiavelli, Billy the Kid.

Kembali ke London, Palamedes membawa rombongan kecil itu ke kastil mobil bekasnya. Di sana mereka bertemu mantan murid Nicholas sekaligus mantan anak buah Dee. Willian Shakespeare. Sebuah fakta terungkap, menjadikan dua manusia abadi itu -Nicholas dan Will- berdamai setelah sekian lama.

Will membantu Nicholas berkomunikasi dengan Perenelle menggunakan scrying -menampakkan. Mereka bertukar kabar. Lalu sesuatu yang buruk menimpa Perenelle. Nicholas panik. Tanpa pikir panjang, Nicholas mengirim aura-nya untuk memperkuat aura Perenelle yang kemudian dibantu aura si kembar. Hal itu berujung buruk untuk keduanya. Aura Perenelle berpendar mengundang kedatangan sphinx, yang artinya kematian baginya. Sedangkan aura Nicholas membuat Dee akhirnya mengetahui keberadaannya. Dan tak hanya Dee yang datang, tapi juga para Pemburu Liar beserta majikannya, Cernunnos Sang Archon.

Mampukah Nicholas dan si kembar meloloskan diri lagi dari Dee dan Tetua Gelap-nya? Bagaimana pula nasib Perenelle menghadapi sphinx dan sepasukan monster di Alcatraz seorang diri? Dan bagaimana Dee menghadapi majikannya jika kali ini gagal untuk kesekian kalinya menangkap si kembar dan mendapatkan dua lembar terakhir Codex?

Lagi-lagi tokoh legenda baru bermunculan. Lokasi-lokasi sejarah baru digunakan. Pengetahuan penulis tentang sejarah dan mitologi sungguh luar biasa. Menggabungkan hal-hal misterius dengan kehidupan nyata. Dan hasilnya, kisah menakjubkan.

Satu tokoh baru muncul diikuti dengan penggambaran yang 'mencengangkan'. Siapa lagi kalau bukan Willian Shakespeare. Penulis legendaris dengan karya-karya menakjubkan digambarkan dengan 'mengerikan'. Tidak pernah mandi, bau, dan menjijikan. Beberapa seniman memang terkenal dengan penampilannya yang nyentrik, namun untuk seniman sekaliber Shakespeare tidak pernah terbayangkan sedikit pun akan digambarkan seperti itu.

Ketika aku selesai membaca halaman terakhir dari seri ini, satu pertanyaan besar terbentuk di otakku. Benarkah ramalan tentang 'Dua yang menjadi satu dan satu yang mencakup semuanya' itu mengarah ke si kembar atau justru sesuatu yang lain dan tak mereka duga? Semakin dibuat penasaran dengan kelanjutan petualangan mereka.


C O V E R - L A I N




RATTING 3 of 5

<< THE MAGICIAN
<< MICHAEL SCOTT >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogger templates

Comments

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *