Minggu, 18 Mei 2014

[RESENSI] 5 CM. by DONNY DHIRGANTORO


"5 CM."
© Donny Dhirgantoro
Editor: A. Ariobimo Nusantara
Desain sampul dan ilustrasi: Bayu Abdinegoro
Penerbit: Grasindo
Catakan pertama: Mei 2005
ISBN: 979-759-151-4
381 hlm


S I N O P S I S

Bestseller book di Gramedia Bookstore selama 2 tahun berturut-turut!

Lima sahabat telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Mereka adalah Arial yang paling tampan, Riani sebagai satu-satunya wanita dalam kelompok itu, Zafran yang berlagak seperti seorang penyair, Ian yang paling subur badannya, dan Genta yang dianggap sebagai leader dalam kelompok itu. Kegemaran mereka adalah mengeksekusi hal-hal yang tidak mungkin dan mencoba segala hal, mulai dari kafe paling terkenal di Jakarta, sampai nonton layar tancap. Semuanya penggemar film, dari film Hollywood sampai film yang nggak kelas—kecuali film India karena mereka punya prinsip bahwa semua persoalan di dunia atau masalah pasti ada jalan keluarnya, tapi bukan dalam bentuk joget.

Suatu saat, karena terdorong oleh rasa bosan di antara satu dan yang lain, mereka memutuskan untuk tidak saling berkomunikasi dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan. Selama tiga bulan berpisah itulah telah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka lebih kaya dari sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan yang penuh dengan keyakinan, mimpi, cita-cita, dan cinta. Sebuah perjalanan yang telah mengubah mereka menjadi manusia sesungguhnya, bukan Cuma seonggok daging yang bisa berbicara, berjalan, dan punya nama.


“Ada yang pernah bilang kalau idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh generasi muda….”


NB: JANGAN DIBACA, MENGANDUNG SPOILER!!
R E S E N S I

Ini kisah tentang 5 orang yang menjalin persahabatan hampir selama tujuh tahun tanpa pernah sekalipun melewatkan waktu untuk berkumpul. Orang-orang yang mengaku "manusia-manusia agak pinter dan sedikit tolol yang sangat sok tau". Orang-orang yang setelah nonton The Groove bisa langsung nonton layar tancep.

ARIAL. Sosok yang paling ganteng di antara mereka. Arial adalah orang yang simpel-simpel aja. Arial kalau makan harus ada kecap. Ya, Arial itu pokoknya orang yang biasa aja tapi asik....

RIANI. Riani pakai kacamata, cantik, cerdas, dan tahu segalanya. Ngobrol sama Riani nggak boleh sok tahu karena dia kayaknya hampir tahu segalanya, tapi kalo ada yang salah suka ngambek sendirian. Riani suka agak-agak serius di tongkrongan, maklum cewek sendirian.

ZAFRAN. Seorang penyair yang selalu bimbang. Kalau ngeliat Zafran kesan pertama pasti bikin terkesima orang. Tapi, kalau udah kenal deket sama dia... pasti pada kabur. Zafran adalah orang yang akan bilang apa aja yang mau dia bilang.

IAN. Yang ini badannya bengkak. Ian adalah penggemar bola yang fanatik dan penganut sekte pengoleksi VCD Bokep. Karena hobby-nya, Ian dikutuk belum juga lulus kuliah.

GENTA. Genta bisa dibilang adalah orang yang mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Anehnya, keempat temannya paling nurut sama Genta. Pokoknya Genta adalah orang yang nggak macem-macem, tapi pikirannya penuh dengan macem-macem.
"Jangan pernah menganggap kritik itu suatu proses kemunduran atau serangan. Kalo lo dikritik, buat cetak biru di pikiran lo. Kalo kritik itu adalah pengorbanan dari seseorang yang mungkin telah mengorbankan rasa nggak enaknya sama kita, entah sebagai seorang teman atau rekan kerja, semata-mata untuk apa?... hanya untuk membuat diri kita lebih baik. Itu saja." (Hlm. 138)
Suatu hari, ketika mereka berkumpul di Secret Garden di rumah Arial, mereka merasakan "jenuh" atas persahabatan mereka. Hingga akhirnya mereka sepakat untuk tidak bertemu dan berkomunikasi dengan cara apapun selama tiga bulan.

Tiga bulan bukan waktu yang sebentar. Dan selama itulah mereka belajar tentang betapa berharganya persahabatan mereka. Ian berjuang menyelesaikan skripsinya. Zafran yang pantang menyerah mengejar Arinda -saudara kembar Arial. Riani yang kembali memikirkan "dia". Genta yang merindukan kehadiran Riani. Dan Arial yang akhirnya berani mengutarakan perasaannya pada Indy.

Tanggal 7 Agustus, sebuah SMS yang dikirim Genta ke keempat sahabatnya memberikan angin segar pada perjuangan "individu" mereka. Mereka diminta berkumpul di Stasiun Kereta Api Senen pukul dua siang. Dan tepat seminggu kemudian, Genta, Zafran, Riani, Ian, Arial, dan Arinda berkumpul. Perjalanan kereta Jakarta-Malang mengawali pertemuan dan perjalanan panjang mereka. Mereka akan mendaki puncak Gunung tertinggi Jawa, Mahameru. 
"Mahameru itu bukan cuma perjalanan alam, tapi perjalanan sebuah hati," katanya tersenyum. (Hlm. 215)
Perjalanan panjang menuju puncak Mahameru membuat mereka sadar, betapa mereka mencintai negeri ini. Menumbuhkan rasa nasionalis di hati mereka. Ramahnya Ranu Pani, indahnya Ranu Kumbolo, mistisnya Kalimati, hingga tenangnya Arcopodo, menjadikan mereka bukan lagi sekedar seonggok daging yang punya nama.
Genta tersenyum, "Kalo begitu... yang kita perlu sekarang cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja."
"Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya," sambung Zafran.
"Serta mulut yang akan selalu berdoa," Dinda tersenyum manis.
 Kisah ini menarik, bukan kisah cinta dan persahabatan ala anak SMA atau kuliahan. Tapi kisah yang jauh lebih dalam. Persahabatan yang tak hanya terucap di bibir tapi juga terukir di hati. Kisah persahabatan yang tak memikirkan diri sendiri. Kisah persahabatan dengan alam dan negeri kita tercinta ini.
"Ada yang pernah bilang...," Genta coba memperjelas, "Kehidupan adalah 10% yang terjadi pada dirimu dan 90% sisanya adalah bagaimana kamu menghadapinya." (Hlm. 265)
Kisah yang diambil dari beberapa sudut pandang tentu lebih menarik. Obrolan-obrolan dan humor kocak menghiasi setiap lembar kisahnya. Walaupun aku sering dibuat tidak paham dengan perdebatan-perdebatan yang ada. Beberapa bagian sepertinya terlalu dibuat bertele-tele, bahkan dihilangkan pun tidak akan mempengaruhi jalan cerita. 

Berhubung aku lebih dulu melihat filmnya daripada baca bukunya, jadi kesannya pun berbeda. Dan entah kenapa aku lebih menikmati versi filmnya. Mungkin karena di film lebih memanjakan mata dengan keindahan Mahameru daripada dideskripsikan di dalam buku.
"Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh di sini, di depan kening kamu... jangan menempel. Biarkan...."
"Dia...."
"Menggantung...."
"Mengambang...."
"5 centimeter... di depan kening kamu...."
"Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu." 
Bangsa yang besar ini juga harus punya mimpi.... 


C O V E R - L A I N




DIADAPTASI KE:


Judul: 5cm
PH: Soraya Intercine Films

Sutradara: Rizal Mantovani
Produser: Sunil Soraya, Ram Soraya
Skenario: Donny Dhirgantoro
Rilis: 12 Desember 2012 (Indonesia)
Durasi: 125 menit
Pemain: Herjunot Ali, Raline Shah, Fedi Nuril, Pevita Pearce, Igor Saykoji, Denny Sumargo


RATTING 4 of 5

<< DONNY DHIRGANTORO >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogger templates

Comments

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *