Sabtu, 28 Maret 2015

[RESENSI] TWILIGHT by STEPHENIE MEYER


"TWILIGHT"
(Twilight Series #1)
Copyright © 2005 by Stephenie Meyer
Alih bahasa: Lily Devita Sari
Ilustrasi cover: Dianing Ratri
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama: Maret 2008
ISBN: 978-979-22-3602-6
520 hlm


S I N O P S I S

"Tentang tiga hal aku benar-benar yakin:

Pertama, Edward seorang vampir.

Kedua, ada sebagian dirinya--dan aku tak tahu seberapa dominan bagian itu--yang haus akan darahku.

Dan ketiga, aku mencintainya. Dan cintaku padanya teramat dalam dan tanpa syarat."


Ketika Isabella Swan pindah ke Forks yang muram, ia bertemu Edward Cullen, cowok misterius sangat memesona yang membuat perasaannya jungkir-balik. Dengan kulit porselen, sepasang mata keemasan, dan suara merdu memikat, Edward sungguh sosok teramat menarik yang membuat Isabella terpikat. Selama ini Edward telah berhasil menyembunyikan identitasnya yang sesungguhnya, tapi Bella bertekad untuk menyingkapkan rahasia paling kelamnya.

Hanya saja Bella sama sekali tidak menyadari bahaya yang menantinya, ketika hubungannya dengan Edward semakin akrab. Dan sanggupkah Bella berpaling dan meninggalkan Edward sebelum segalanya terlambat dan tak ada jalan kembali baginya?


Ini adalah kisah cinta terlarang. Dan seperti cinta terlarang lainnya, cinta ini tak mengenal jalan kembali, selain menjadi hidup sekaligus mati pada saat yang sama.


R E S E N S I

Vampir, digambarkan dalam banyak versi. Setiap daerah memiliki gambaran yang berbeda-beda. Dalam kisah ini, vampir digambarkan dalam sosok yang luar biasa menarik bak porcelen--keras, dingin, dan indah. Gerakannya anggun dan memiliki suara merdu memikat.

Isabella Swan memutuskan pindah ke Forks untuk tinggal dengan Ayahnya, Charlie. Forks, kota yang muram, kota yang senantiasa dingin dan basah. Amat berbeda dengan Phoenix yang selalu kering dan terang, tempatnya dibesarkan. Ia telah menyiapkan diri untuk menderita di kota yang membosankan ini demi kebahagiaan Ibunya, Renee. Namun anggapannya salah. Justru di kota inilah ia menemukan kebahagian sekaligus penderitaan yang akan menjeratnya selamanya. Namanya Edward Cullen.

Edward dan keempat saudaranya--Alice, Jasper, Emmet, dan Rosalie--amat berbeda. Mereka seakan berada di tempat yang salah. Sosok-sosok yang begitu sempurna bagai model: cantik dan tampan, tubuh yang sempurna, gerakan gemulai, suara merdu, dan kaya. Namun ada sesuatu yang membuat mereka dijauhi. Sesuatu yang berbahaya.

Pada pertemuan pertama di kelas Biologi, Bella terpaksa duduk di satu-satunya bangku yang kosong, di sebelah Edward. Sikap Edward sama sekali tak bersahabat. Lalu keesokan harinya ia menghilang, tak masuk sekolah untuk waktu yang cukup lama. Mengapa Edward membenci Bella?

Saya bisa memahami bagaimana perasaan Bella saat itu. Siksaan sebagai murid baru, ditambah teman sebangku yang membenci keberadaannya tanpa tahu alasan di balik sikap itu.

Ketika akhirnya Edward muncul kembali di sekolah, sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat. Bella dibuatnya heran. Bella menyadari, ada sesuatu yang berbeda. Warna matanya tak lagi hitam, tapi keemasan. Apakah ada hubungannya antara warna mata dengan perubahan sikap Edward?
"Akan lebih... bijaksana bagimu untuk tidak berteman denganku," ia menjelaskan. "Tapi aku lelah berusaha menjauh darimu, Bella." (Hlm 96)
Hingga sebuah kejadian yang melibatkan Bella, Tyler Crowley, mobil, dan salju, membuat Bella yakin bahwa Edward bukan manusia biasa. Siapakah sebenarnya keluarga Cullen itu??
"Maafkan aku, tapi aku hanya berfikir dia takkan mampu menahan diri untuk tidak memburuku setelah menyaksikan ini. Dan aku tak ingin dia melewatkan apa pun. Tentu saja, ini semua untuknya. Kau hanya manusia, yang sayang sekali berada di tempat yang salah, pada waktu yang salah, dan tak diragukan lagi, boleh kutambahkan, berada bersama kelompok yang salah." (Hlm 466)
Dalam kisah ini, ada penjelasan imajinasi dalam mematahkan mitos tentang makhluk peminum darah bernama vampir. Seperti mitos vampir yang tidak keluar di malam hari, tidur dalam peti mati, hingga vampir yang bisa berubah menjadi kalelawar.

Sosok Isabella Swan digambarkan sebagai sosok yang teramat dewasa--dalam hal pemikiran, senantiasa memikirkan kebahagiaan orang lain, dan terlalu baik hingga ia rela menyakiti dirinya sendiri. Sikap-sikapnya terkadang membuat jengkel dan membahayakan hidupnya. Namun sikap-sikap itulah yang menjadikan dasar terciptanya konflik dalam kisah ini.
"Twilight, lagi," gumamnya. "Akhir yang lain. Tak peduli betapa sempurna sebuah hari, toh harus berakhir juga." (Hlm 514)
Sisi menarik dari kisah ini adalah kasih sayang seorang anak terhadap orangtuanya. Bella rela menderita demi kebahagiaan Ibunya. Dan seperti pepatah, daun tak akan jatuh jauh dari pohonnya, menggambarkan kesamaan sifat antara Bella dan Charlie. Pertalian darah tak bisa dipisahkan.
"Aku mencintaimu lebih dari semua yang ada di dunia ini bila digabungkan. Tidakkah itu cukup?" (Hlm 518)
Bagi Anda penyuka kisah percintaan, saya sangat merekomendasikan kisah ini. Hampir di setiap bab ada pergulatan batin seorang Bella terhadap Edward. Pergulatan batin khas remaja. Tapi bagi Anda penyuka kisah fantasi dan petualangan, kisah ini kurang cocok bagi Anda. Sayang sekali.


C O V E R - L A I N


  

  

   


DIADAPTASI KE 

PH : Summit Entertainment
Sutradara : Catherine Hardwicke
Produser : Wyck Godfrey, Greg Mooradian, Mark Morgen
Skenario : Mellisa Rosenberg
Rilis : 21 November 2008
Durasi : 121 menit
Pemain : Kristen Stewart, Robert Pattinson, Taylor Lautner



RATTING 3 of 5

<< STEPHENIE MEYER >>
NEW MOON >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Blogger templates

Comments

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *